Ada yang berkulit oriental, sedikit gelap dan juga berkulit putih. Mereka adalah siswa-siswi sebuah sekolah International di Kuala Lumpur, Malaysia yang datang secara setiap tahun ke Teluk Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Kedatangan mereka pada Jumat (23/10/2015) bertepatan pada pembukaan Buleleng Bali Dive Festival untuk mengenal lingkungan bawah laut, sekaligus mengenal secara dekat tehnologi BioRock.
Menurut Karin Van Beek dari Bali Dive Academy, siswa-siswa tersebet datang bukan hanya ingin menyaksikan Buleleng Bali Dive Festival, tetapi kedatangannya sudah terjadwal sebelumnya. ‘’ Mereka sudah memiliki jadwal tetap. Setiap tahun Sekolah Kuala Lumpur Internasional School ini mengirim siswa-siswinya ke sini,” ujarnya.
Mereka tidak hanya berwisata tetapi sambil belajar tentang lingkungan laut, seperti ingin mengetahui tentang terumbu karang dan biota laut di dalamnya.
Para siswa tersebut bakal ikut menurunkan struktur besi untuk terumbu karang di kawasan taman laut Teluk Pemuteran selama enam hari.Tapi sebelumnya sebagaimana tradisi yang ada, sebelum melakukan kegiatan di bawah air mereka melakukan persembahyangan sesuai dengan agamanya masing-masing, untuk memohon keselamatan selama pengerjaan struktur atuapun selama berada di dalam air.
‘’Mereka datang melhat langsung cara membuat struktur, istilahnya hanya membantu bukan bekerja secara keseluruhan. Dan mereka sangat suka, setelah itu mereka akan menaruh di kawasan taman laut,’’tambah Karin.
Sejak dikembangkannya kawasan Teluk Pemuteran sebagai kawasan wisata, pengusaha wisata hotel dan travel, I Gusti Agung Prana berinisiatif membuat Yayasan Karang Lestari yang bergerak di bidang pelestarian terumbu karang.
Melalui yayasan tersebut, Prana berhasil menggandeng dua orang peneliti berkebangsaan Amerika dan German, yaitu Thomas J. Goreau dan Wolf Hibertz yang meneliti dan memperkenalkan Teluk Pemuteran. Apalagi dengan adanya kegiatan transplantasi terumbu karang dengan menggunakan tehnologi Biorock.
Karena kegiatan tersebut, Yayasan Karang Lestari mendapat penghargaan The Equator Prize dari UNDP (United Nation Development Programme). Kawasan Teluk Pemuteran juga pernah mendapatkan penghargaan Kalpataru pada 2005.
Perairan Teluk Pemuteran dikenal sebagai salah satu kawasan selam dunia. Kawasan sepanjang 6 km ini memiliki 30 tempat selam, diantaranya Canyon Wreck, Midle Reef, Deep Reef, Tangkad Sepi, Tangkad Jaran, The Muze, Kebun Batu dan masih banyak lagi. Ada tempat selam yang unik, yaitu Site Jetty yang merupakan kawasan sampah yang sudah tertimbun puluhan tahun silam di dasar laut.
Siswa Kuala Lumpur Belajar Terumbu Karang Di Teluk Pemuteran. Ada Apa? was first posted on October 26, 2015 at 8:05 am.