Sebuah penelitian menemukan kenapa tiap tahun terjadi kematian massal ikan hasil keramba di Danau Batur, Bali. Tak hanya karena belerang. Nyaris tiap tahun, para pembudidaya ikan nila dan mujair di Danau Batur yang jadi salah satu bahan pangan kuliner terkenal dari Kabupaten Bangli ini menghadapi ancaman. Ikan-ikan mati mengambang memenuhi keramba mereka. Pada sasih (bulan) lebih dingin, sedikitnya ratusan ribu ikan mati dan mengambang dalam waktu hampir bersamaan. Perubahan massa air membuat belerang dan amonium residu pakan ikan naik ke permukaan. Air danau berubah keputihan. Amonium jadi racun dan belerang ikat oksigen sehingga ikan-ikan sumber pangan ini keracunan dan tidak bisa bernafas. Mati dalam semalam. Tidak serempak, tergantung suhu tiap keramba. baca : Misteri Kematian Jutaan Ikan di Danau Toba Panorama pesisir Danau Batur di Bangli, Bali dari kejauhan yang dipenuhi keramba jaring apung (KJA). Hampir tiap tahun terjadi kematian massal ikan budidaya KJA di Danau Batur. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia Hal ini disampaikan Gede Raka Angga Kartika dari Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana, salah satu penelitinya saat bersua Mongabay Indonesia. Riset ini berjudul “Kajian Daya Dukung Dan Zonasi Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Batur, Kabupaten Bangli” kerjasama dengan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli. Dipublikasikan Desember 2017 dengan tim peneliti ketua Prof I Wayan Arthana, beranggotakan Dr. Gde Astawa Karang, Dr Pande Gde sasmita J, Gde Raka Angga K, MP dan Made Ayu Pratiwi, M.Si. Danau Batur adalah kaldera gunung Batur yang meletus di masa lalu.…
↧