Sebagai salah satu negara penghasil emisi terbesar di dunia, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi dengan menerapkan berbagai upaya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan diterbitkannya Peraturan Presiden No 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK).
Melalui Perpres tersebut, Pemerintah mendorong kepada semua pihak untuk bersama-sama menekan emisi hingga serendah mungkin. Dengan emisi yang rendah, maka tujuan untuk mewujudkan negara hijau bisa semakin dekat.
Bentuk komitmen Pemerintah juga semakin terlihat setelah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjalin kerja sama dengan Pemerintah Jepang dalam kegiatan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui perdagangan karbon dengan skema Joint Crediting Mechanism (JCM) yang telah dimulai sejak 2010 dan terus berlanjut hingga kini.
Implementasi kegiatan JCM dengan melibatkan instansi atau perusahaan yang ada di Indonesia, baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta maupun pemerintah daerah.
Kepala Sekretariat JCM Dicky Edwin Hindarto mengatakan kerja sama Indonesia dan Jepang dimotori oleh masing-masing kementerian, yakni Kementerian Koordinator Bidang Perkonomian Indonesia dan Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Keuangan Jepang.
“Kerja sama ini merupakan government to government (G to G), tapi dalam implementasinya adalah business to business (B to B). Karena itu, dalam kerja sama ini pemda bisa ikut terlibat di dalamnya,” tutur Dicky sesuai pertemuan 2nd JCM yang digelar di Hotel Aryaduta, Jakarta pada minggu kemarin.
Selama lima tahun dilaksanakan kerja sama, Dicky menjelaskan, sudah 93 proyek yang menyelesaikan feasibility studies (FS) dan sejak 2014 sudah ada 15 proyek yang dilaksanakan. Bahkan, ke-15 proyek tersebut statusnya saat ini sudah terdaftar (registered) di Pemerintah Indonesia.
Seluruh proyek yang sedang dilakukan FS dan sudah dilaksanakan tersebut, adalah proyek baru dan atau proyek yang hanya melakukan penggantian teknologi saja.”Jadi tidak seluruhnya proyek baru, tapi ada juga proyek existing yang hanya dilakukan penggantian teknologinya saja,” tutur Dicky.
Insentif Subsidi dari Jepang
Sebagai negara yang mendukung langsung menurunkan emisi di Indonesia, Jepang memberikan insentif subsidi langsung untuk perusahaan ataupun instansi yang terlibat dalam proyek JCM. Namun, insentif yang diberikan bukan dalam bentuk dana melainkan dalam bentuk hibah teknologi langsung.
“Subsidi diberikan oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Lingkungan Hidup Jepang. Tapi tidak dalam bentuk dana tunai, melainkan teknologi langsung,” ungkap Dicky.
Adapun, instansi atau perusahaan yang sudah melaksanakan proyeknya adalah:
- PT PLN dan Konsorsium Sharp yang melaksanakan proyek Remote Auto Monitoring System for Thin-Film Solar Power Plant in Indonesia.Dari proyek ini diharapkan bisa diturunkan Emisi Gas Rumah Kaca mencapai 1.433 tCO2 /tahun;
- PT Pertamina dengan Konsorsium Yokogawa yag melaksanakan proyek Energy Saving by Optimum Operation at Oil Refinery. Dari proyek ini diiharapkan bisa diturunkan Emisi GRK hingga 3.400 tCO2 /tahun;
- PT Pertamina dnegan Konsorsium Azbil yang melaksanakan proyek Utility Facility Operation OptimizationTechnology. Dari proyek ini diiharapkan bisa diturunkan Emisi GRK hingga 58.000 tCO2 /tahun;
- PT Semen Indonesia Tbk dengan Konsorsium JFE Engineering Corporation yang melaksanakan proyek Power Generation by waste heat recovery in cement industry. Dari proyek ini diiharapkan bisa diturunkan Emisi GRK hingga 122.000 tCO2 /tahun;
- PT Midi Utama Indonesia Tbk dengan Konsorsium Lawson yang melaksanakan Energy Savings at Convenience Store. Dari proyek ini diiharapkan bisa diturunkan Emisi GRK hingga 33 tCO2 /tahun;
- PT Primatexco Industri dan Konsorsium Ebara Refrigeration yang melaksanakan Energy Saving for air conditioning at texxtile factory. Dari proyek ini diiharapkan bisa diturunkan Emisi GRK hingga 117 tCO2 /tahun;
- PT Yamaha Motor Parts Manufacturing Indonesia, Hokuriko Techno Co.Ltd., PT Matahari Wasiso Utama dengan Konsorsium Toyotsu Machinery Corporation yang melaksanakan proyek Energy saving through introduction of regenerative burners to the alumunium holding furnace of the automotive components manufacturer. Dari proyek ini diiharapkan bisa diturunkan Emisi GRK hingga 856 tCO2 /tahun;
- PT Telekomunikasi Selular dengan Konsorsium ITOCHU Corporation yang melaksanakan proyek Solar power hybrid System installation to existing base transceiver stations in off-grid area. Dari proyek ini diiharapkan bisa diturunkan Emisi GRK hingga 2.786 tCO2 /tahun;
- PT Nikawa Textile Industry, PT Ebara Indonesia dengan Konsorsium Ebara Refrigeration Equipment & System Co. yang melaksanakn proyyek Energy saving for textile factory facility cooling by high efficiency centrifugal chiller. Dari proyek ini diiharapkan bisa diturunkan Emisi GRK hingga 104 tCO2 /tahun;
- PT TTL Indonesia dengan Konsorsium Toyota Tsusho Corporation yang melaksanakan proyek Energy saving by double bundle-type heat pump. Dari proyek ini diiharapkan bisa diturunkan Emisi GRK hingga 170 tCO2 /tahun;
- PT Indonesia Synthetic Textiles Miles (ISTEM), PT Easterntex, PT Century Textile Industry Tbk (CENTEX), PT Toray Industries Indonesia (TIN) dengan Konsorsium Toray Industries, Inc. yang melaksanakan proyek Reducing GHG emission at textile factories by upgrading to air saving loom. Dari proyek ini diiharapkan bisa diturunkan Emisi GRK hingga 566 tCO2 /tahun;
- PT Primatexco dengan Konsorsium Ebara Refrigeration Equipments & Systems, Nippon Koei yang melaksanakan proyek Energy saving for air conditioning and process cooling at textile factory. Dari proyek ini diiharapkan bisa diturunkan Emisi GRK hingga 107 tCO2 /tahun;
- PT Adib Global Food Supplies dengan Konsorsium Mayeakawa Manufacturing Co., Ltd yang melaksanakan proyek Project of introducing High Efficiency Refregerator to a Food Industry Cold Storage in Indonesia. Dari proyek ini diiharapkan bisa diturunkan Emisi GRK hingga 120 tCO2 /tahun;
- PT Adib Global Food Supplies dengan Konsorsium Mayeakawa Manufacturing Co., Ltd yang melaksanakan proyek Project of introducing High Efficiency Refregerator to a Frozen Food Processing Plant in Indonesia. Dari proyek ini diiharapkan bisa diturunkan Emisi GRK hingga 21 tCO2 /tahun.
Semua proyek FS tersebut, ditargetkan dapat menenurunkan emisi GRK sebesar 289.713 ton setara karbondioksida per tahun.
Meningkatkan Kesadaran Perusahaan
Menurut Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar, proyek JCM yang sedang dilaksanakan sekarang di Indonesia menjadi program bagus karena bisa membantu Indonesia untuk menurunkan Emisi GRK.
“Ini juga bagus untuk mendorong perusahaan untuk menjadi green company. Semoga ke depan ini bisa terus meningkatkan kesadaran para pemilik usaha ataupun instansi dan lembaga. Semoga ke depan bisa menjadi lebih besar lagi,” ucap mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Ketua Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) tersebut.
Indonesia dan Jepang Lanjutkan Kerjasama Perdagangan Karbon was first posted on May 3, 2015 at 3:43 am.