Quantcast
Channel: Mongabay.co.id
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2538

Mengolah Sampah Anorganik di Kawasan Wisata Komodo

$
0
0
Menangani sampah di kawasan perairan agar tak dibuang sembarangan ke laut, ternyata lebih berat dilakukan. Sebuah komunitas warga di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) selama bertahun-tahun mencoba mencegahnya dengan memilah sampah anorganik dan mengolahnya. Untuk mengurangi timbunan ke TPA. Ana Diaz, adalah salah satu penggerak Perempuan Peduli Lingkungan di area Labuan Bajo, pintu masuk menuju Taman Nasional Komodo. Perempuan 47 tahun ini makin sering dikunjungi warga yang tertarik mengolah sampah anorganik jadi kerajinan di rumahnya, Kampung Ujung. Sebagian ruang seperti beranda dan ruang tamu difungsikan sebagai etalase aneka olahan sampah terutama plastik. baca : Sampah Plastik Picu Kemiskinan di Wilayah Pesisir? Puluhan model kerajinan dipajang di lemari-lemari kaca. Produk yang makin menarik perhatian adalah tas dari rangkaian wadah gelas-gelas plastik. Bagian atas gelas yang paling kuat mirip kawat dipotong melintang kemudian dililit aneka pita berwarna gemerlap. Tiap potongan ini dirangkai dengan tali, dijalin menyerupai wadah-wadah cantik. Salah satu upaya menyulap sampah jadi barang bernilai tinggi yang dikerjakan cukup detail dan lama.   Aneka tas dari gelas minuman plastik yang terlihat glamour setelah diolah dari sampah yang dikumpulkan di sekitar wilayah Taman Nasional Komodo, Flores, Nusa Tenggara Timur. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia   Ada juga aneka dompet dari kemasan snack, salah satu jenis bad plastics atau sampah yang sulit didaur ulang karena berlapis-lapis plastiknya. Uniknya, dompet ini disisipkan patung kayu kecil berbentuk komodo sehingga sangat khas. “Ini dibuat ibu-ibu di kawasan Taman Nasional, jadi biar ada penanda dikasi komodo,” Ana tersenyum. Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan ini bergerak perlahan tapi…

Viewing all articles
Browse latest Browse all 2538

Trending Articles