Twin Lake Festival kembali digelar Kamis (11/06/2015) di Kawasan Danau Buyan, tepatnya depan Pura Ulun Danu, Desa Pancasasi, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali. Festival yang digelar hingga 14 Juni ini, menampilkan berbagai atraksi budaya dan olahraga tradisional, serta menampilkan berbagai potensi mulai dari pertanian, perikanan hingga kegiatan berwawasan lingkungan.
Menurut Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana disela-sela pembukaan acara mengatakan bahwa festival ini disamping sebagai ajang kreativitas berbagai potensi yang ada di dalamnya, yang tidak kalah penting adalah memperkenalkan dua Danau, yaitu Buyan dan Tamblingan sebagai kawasan vital khususnya menyangkut pelestarian sumber air di dua Kabupaten, yaitu Tabanan dan Buleleng sendiri. ‘’Melalui Twin Lake Festival, kita harapkan masyarakat ikut bersama-sama melestarikan dua danau ini – karena begitu penting khususnya sebagai kawasan penyangga dan resapan air untuk wilayah disekitarnya,” katanya.
Karena begitu penting, masih menurut Bupati Buleleng ini, hingga pihaknya berusaha mengambil langkah tegas ‘pengusiran’ terhadap masyarakat yang ingin menetap di kawasan hutan lindung dan hutan wisata alam ini. ‘’Kawasan Danau Tamblingan dan Buyan adalah kawasan hutan lindung yang juga merupakan kawasan suci. Kami ingin menjaga agar tetap lestari,’’katanya. ‘’Kalau ada berita yang berkembang saat ini, terjadi pembakaran rumah warga itu bohong belaka. Karena sudah dilakukan pendekatan kepada masyarakat setempat,’’tambah Bupati dengan nada galau.
‘’Sejarahnya warga menetap di sana sekitar tahun 1991. Semula yang boleh tinggal di kawasan Danau Tamblingan adalah warga Bendega dari Catur Desa. Mereka diijinkan menetap karena mereka memilki tugas sebagai penjaga atau memelihara tempat-tempat suci yang ada di kawasan tersebut. Tapi lama kelamaan, ada masyarakat luar yang datang dan menetap di sana’’ ujarnya.
Sebenarnya segala upaya sudah diakukan untuk ‘mengusir’ dari tempat tersebut, tetapi selalu gagal. Hingga puncaknya 25 Mei lalu, terjadi pengosongan paksa yang dilakukan warga Catur Desa terhadap warga ‘pendatang’ yang sudah menetap lama hingga beranak – cucu di kawasan tersebut. ‘’Sejak Oktober lalu, kami sudah melakukan pendekatan. Dan sebelum peristiwa pengosongan itu terjadi sudah dilakukan pendekatan dan musyawarah. Tapi peristiwa tersebut dipolitisir dikatakan pembakaran rumah warga, padahal tidak ada. Yang dibakar hanya puing-puing rumah yang berserakan yang sudah ditinggal warga,’’jelasnya kepada wartawan.
Danau Tamblingan terletak di lereng Utara Gunung Lesung, kawasan Desa Munduk, Kecamatan Banjar. Danau ini satu dari tiga danau kembar yang terbentuk dalam sebuah kaldera besar. Dikatakan kembar, karena di Timur Danau Tamblingan hanya dibatasi hutan, terdapat Danau Buyan, Desa Pancasari, kecamatan Sukasada. Keduanya berada di wilayah Kabupaten Buleleng. Satu Danau lainnya, danau Beratan yang berada di Kabupaten Tabanan.
Disamping sebagai kawasan resapan air karena curah hujannya cukup tinggi, kawasan danau ini juga dikembangkan sebagai kawasan wisata ramah lingkungan demi menjaga kelestarian alam dan lingkungannya. Yang menjadi daya tarik kedua danau ini, Buyan dan Tamblingan, disamping karena pesona alamnya, juga banyak terdapat Pura, tempat-tempat suci umat Hindu yang menyimpan sejarah perkembangan peradaban dan kebudayaan Bali, khususnya menyangkut pembentukan dan perkembangan Desa Tamblingan, pada abad 10 hingga 14 Masehi.
Perkenalkan Kawasan Danau Buyan Dan Tamblingan Lewat Twin Lake Festival was first posted on June 12, 2015 at 2:17 am.