Kemarau berkepanjangan kembali menghanguskan kawasan hutan di wilayah Jawa Barat. Kini Kebakaran hutan terjadi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Kota Bogor, Minggu pagi (27/09/2015). Kebakaran diduga berasal dari sisa api unggun masyarakat yang tengah berziarah di Alun Alun Surya Kencana. Saat ini telah diamankan 10 orang peziarah di kantor resort PTN Gunung Putri.
Kebakaran tersebut hanya menghanguskan rerumputan, kulit kering pepohonan, dan bagian bawah dari tumbuhan Edelweis.
“Jadi kebakaranya bukan tipe api. Kebakaran itu hanya bara api kecil yang di rumput. Apabila terkena angin itu menyebar bukan api besar. Pokoknya yang kering – kering dihabisi sama bara api itu. Jadi pemberitaan yang di beritakan media bahwa terjadinya kebakaran hebat dan membakar seluas 30 hektare itu tidak benar. Ini hanya 5 hektar dengan panjang 500 meter dan lebar 100 meter” ujar Kepala Balai TNGGP melalui Kasi wilayah Cibodas, Ardi yang dihubungi Mongabay pada Rabu, (30/09/2015).
Ia menjelaskan sejak tahun 1999 belum pernah terjadi kebakaran karena setiap musim kering tiba sekitar bulan Agustus selalu dilakukan penutupan untuk pendakian. “Apabila musim kering berkepanjangan kami juga akan ditambah penutupannya. Karena dari tahun ke tahun serasah (daun kering) semakin banyak kadang bisa juga menyebabkan kebakaran, diatas tidak ada api tetapi kalau dibawah kami tidak tahu apakah ada api atau tidak,” katanya.
Ardi menambahkan pada Senin (28/09/2015) sampai Rabu (30/09/2015) terdapat 20 orang yang melakukan penjagaan termasuk dari petugas, relawan dan masyarakat. Bahkan ada pemain sepak bola kampung setempat yang ikut membantu.
“Tersiar kabar bahwa banyak pendakian ilegal yang masuk TNGGP via calo. Tetapi itu sudah kami berantas bersama kepolisian. Jadi sudah tidak ada lagi pendaki ilegal yang masuk via calo,” ujarnya.
Ia mengatakan biasanya mereka memanfaatkan kelengahan petugas dan kadang kucing – kucingan bersama petugas. Kadang calo nya mengantar pendaki liar tersebut ke jalur – jalur liar. Setidaknya ada 23 jalur liar yang sudah diketahui berdasarkan data. Ia memaparkan bahwa sudah mengamankan 100 orang yang terindikasi sebagai pendaki liar kemudian melakukan operasi tangkap tangan dan para calo yang tertangkap sudah diserahkan ke kepolisian.
Masalah Baru
Ardi mengungkapakan banyaknya santri yang datang untuk berziarah dari berbagai pesantren baik disekitaran TNGGP maupun diluar kawasan tersebut ke Alun – Alun Surya Kencana dengan tujuan mendekatkan diri. Ia menjelaskan bahwa ada diantara mereka yang berziarah ke tempat – tempat seperti Gua Gunung Gumuruh dan di batu Dongdang.
“Masalahnya mereka datang ke gunung itu sesuai wangsit dari gurunya. Apabila guru menyuruhnya sekarang berangkat ya berangkat. Kalau tidak ya tidak. Maka dari itu perlu adanya sosialisasi ke pesantren – pesantren bahwa gunung sedang ditutup,” katanya
Ia melanjutkan bahwa biasanya mereka berkemah disana selama 1 hingga 7 hari tergantung keperluanya. Namun, ia menyesalkan bahwa minimnya peralatan yang mereka bawa tidak sesuai dengan prosedur yang dianjurkan. Mereka hanya membawa tenda kain, sarung dan bekal alakadarnya, kemudian mereka membawa gas 3 kg untuk keperluan memasaknya dan membawa kastrol lalu membuat api unggun padahal itu dilarang.
Ardi menuturkan tahun 2012 silam pernah ada santri yang meninggal akibat hipotermia karena minimnya perlengkapan yang mereka bawa. Tradisi berziarah ini sudah berlangsung cukup lama dan telah banyak juga korban meninggal. “Cuma tidak terekspose saja karena setiap ada yang meninggal mereka cepat membawa turun,” katanya.
Untuk mencegah pendaki liar, petugas selalu melakukan patroli di gunung untuk memantau kondisi.
“Pada saat terjadi kebakaran hari Minggu (27/09/2015) pukul 10.00 WIB, itu pertama yang mengetahui adalah pihak kami yang sedang melakukan patroli selanjutnya petugas TNGGP beserta masyarakat sekitar Gunung Putri dan Gunung Batu Cianjur berhasil memadamkannya pada pukul 18.00 WIB. Guna memastkan bahwa kebakaran telah berhenti total, petugas dan masyarakat menginap di Alun-alun Suryakencana, dan dilanjutkan pengecekan pada hari Senin (28/9) yang dibantu oleh masyarakat dan volunteer,” kata Ardi .
Dia menambahkan pada Sabtu (26/09/2015) belum terjadi kebakaran karena ada pengecekan dari tim patroli. Namun, keesokan harinya terjadi kebakaran dan saat bersamaan ada 3 kelompok peziarah yang sedang berada di lokasi. Peziaran tersebut langsung diamankan.
Perbaikan Kawasan Terbakar
Ia mengatakan beberapa bulan ke depan sampai musim penghujan tiba akan melakukan tahapan perbaikan kawasan tersebut dengan identifikasi dan pembatasan/penutupan wilayah.
Ardi menegaskan untuk tahap trakhir pihak TNGGP akan melakukan pemulihan tanaman apa saja yang bisa ditanam dikawasan yang terkena kebakaran agar bisa normal kembali.
Ardi memaparkan luasan TNGGP berkisar 24.000 hektar yang didalamnya banyak dihuni spesies yang dilindungi seperti 27 ekor macan tutul, 400 ekor owa jawa dan 60 ekor elang jawa. Sampai berita ini di turunkan belum ada hewan dilindungi yang mati akibat kebakaran tersebut.
Alun Alun Surya Kencana Gunung Gede Pangrango Terbakar. Kenapa? was first posted on October 1, 2015 at 8:59 am.