Pulau Barrang Lompo pagi itu lebih ramai dibanding waktu lain. Dermaga penuh warga bergerombol. Keriuhan di mana-mana. Beberapa orang berpakaian adat yang terlihat mewah di kejauhan. Dari tengah pulau terdengar sayup-sayup suara menguji pelantang. Sepertinya akan ada acara pagi itu. Benar saja, tak lama kemudian sebuah perahu speed datang. Ada camat, jajarannya dan rombongan lainnya. Sepertinya tamu khusus yang ditunggu-tunggu. “Itu tim penilai. Barrang Lompo masuk nominasi kampung bersih,” seorang warga berbisik menjelaskan. Dermaga kayu Barrang Lompo, Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (30/1/2018) pagi itu masih jauh dari kondisi bersih. Di bawah dermaga, berkumpul sampah yang berputar karena arus. Itu lazim. Sampah-sampah akan selalu ada di sana karena kiriman dari tengah laut atau tempat lain sekitar. Agak jauh dari dermaga, ada pemandangan yang jauh lebih bersih. Airnya tenang sehingga apa yang di dasar akan terlihat samar-samar. Terumbu karang, yang terlihat hidup dan terawat. baca : Terumbu Karang Pesisir Makassar Rusak Parah. Dampak Reklamasi? Terumbu karang yang dicangkokkan menggunakan rangka laba-laba di Pulau Barranglompo, Makassar, Sulsel, tumbuh dengan baik hanya beberapa bulan setelah ditanam. Dari seluruh bibit yang ditanam yang dicangkokkan, tingkat kegagalan hanya sekitar 5 persen. Foto: Muhammad Sofyan/TPD CCDP IFAD/Mongabay Indonesia “Itu terumbu karang kami yang tanam setahun lalu. Sudah mulai tumbuh. Kelompok kami yang kerjakan,” ungkap Syarifuddin. Umurnya 47 tahun. Rambutnya telah memutih, seperti halnya janggutnya yang panjang. Syarifuddin adalah penduduk asli di pulau itu. Bekerja di salah satu fasilitas Universitas Hasanuddin. Ia banyak paham tentang terumbu karang. Ketika program pemberdayaan pesisir yang…
↧