Quantcast
Channel: Mongabay.co.id
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2538

Memantau Perilaku Paus dan Lumba-lumba di Laut Sawu. Apa Hasilnya?

$
0
0
Serangkaian penelitian tentang perilaku setasea (mamalia laut) yaitu paus dan lumba-lumba di perairan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur (NTT) dilakukan untuk mendorong kebijakan pengaturan zona yang tepat. Revitalisasi budaya lokal juga dinilai penting untuk upaya perlindungan mamalia ini. Penelitian terakhir pada 2016 ini dirangkum dalam hasil riset Kesesuaian Zonasi di Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu sebagai Kawasan Konservasi Perairan oleh Mujiyanto dari Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kemunculan lumba-lumba disebut sangat tinggi tanpa mengenal musim di wilayah sekitar perairan Sumba Timur, tepatnya di selat antara Pulau Sumba dengan Pulau Salura. Lokasi ini disarankan sebagai tambahan zona inti yang sudah ada saat ini seluas 52.526,11 ha. baca : Adakah Paus dan Lumba-lumba di Perairan Laut Sawu NTT? Zonasi untuk melindungi keberlanjutan setasea berdasarkan hasil analisis perlu disesuaikan dengan penambahan dan merubah dari zona perikanan yang ada saat ini sekitar 324.579.92 ha. Zona Sumba Barat Daya dan Sumba Barat sekitar 239.307.52 ha dan di sekitar Daratan Timor sekitar 445.567.44 ha diusulkan diubah menjadi bagian dari sub zona perlindungan setasea. “Pembenahan luasan dari sub zona perikanan berkelanjutan untuk memberikan ruang bagi keberadaan paus dan lumba,” urai Mujiyanto kepada Mongabay Indonesia melalui e-mail.   Serombongan lumba-lumba kerap dijumpai di area Sulamu dan Afoan, Perairan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Foto : BKKPN Kupang/Mongabay Indonesia   Pada area sub zona tersebut, diduga menjadi area asuhan dan mencari makan bagi gerombolan lumba-lumba dan paus. Pembenahan tersebut berupa penambahan zona inti di wilayah sekitar Pulau Salura, Sumba Timur serta mengoptimalkan…

Viewing all articles
Browse latest Browse all 2538

Trending Articles